Senin, 25 Mei 2015

Blue Sky Expedition


Siapa bilang bermain dengan alam tak menyenangkan? Pada kenyataannya alam menyediakan sejuta kesenangan tersendiri bagi mereka para pemilik jiwa petualang. Sebuah proses yang panjang dan menyulitkan akan terbayar dengan sesuatu yang tak ada duanya. Naik gunung salah satunya. Siapa sangka, gunung yang nampak terlihat seperti hutan belantara yang mencekam menyimpan sejuta keindahan yang selalu di nantikan oleh para pendaki sejati. Penasaran? Coba saja sendiri!. Dan kalian akan tergoda untuk mencoba lagi dan lagi setelahnya.
Bagi kalian yang mengaku pendaki sejati di wilayah Tasikmalaya, jangan pernah lewatkan nama gunung yang satu ini dari daftar playlist dakian kalian. Sebuah gunung yang mungkin tidak begitu populer namun patut untuk dicoba ini, menyajikan panorama alam yang tak kalah menarik dari gunung-gunung lain yang pada umumnya sudah tak asing di telinga para reader. Yap, puncak Beuti Canar. Sebuah gunung yang sering disebut-sebut sebagai puncak dari Gunung Galunggung ini berada di ketinggian 2.240 mdpl dan merupakan sebuah gunung yang kurang terjamah. Mengapa dikatakan kurang terjamah? Karena gunung ini memang masih terdengar asing di telinga masyarakat dan hanya beberapa kelompok pencinta alam tertentu saja yang pernah mendaki gunung tersebut. Sehingga sebagai petunjuk arah, kita hanya dapat mengandalkan plot-plot yang ditinggalkan oleh para pendaki sebelumnya. Selain itu, rute yang ditempuh pun masih berupa hutan belantara, dengan sebuah punggungan yang sempit disertai jurang di kiri-kanan, sehingga jika mendaki dalam keadaan lelah atau kurang konsentrasi sedikit saja maka kita akan tamat saat itu juga. Memang, Beuti Canar ini menyajikan sebuah petualangan yang seru bagi mereka para pencinta petualang.
Selain rute perjalanan yang sarat akan petualangan, disana kita juga akan disambut oleh sebuah lembah yang cukup terkenal bagi mereka yang pernah mendaki gunung ini, yaitu Lembah Aqua. Bagi kalian yang berencana mendaki ke Beuti Canar jangan sampai melewatkan kesempatan untuk turun secara langsung untuk melihat lembah ini, sekaligus mengisi persediaan air para reader yang mungkin sudah menipis. Tenang saja, air di lembah ini sangat jernih. Namun butuh perjuangan keras untuk dapat mencapai Lembah Aqua, karena trek yang ditempuh tentu tak semudah yang dibayangkan. Kita seolah-olah menuruni sebuah jurang yang sangat curam dengan pijakan yang cukup licin. Namun selama para reader berhati-hati tentu saja sesuatu yang tak diinginkan tak akan terjadi.
Bagi para reader yang berencana memulai pendakian dari Tasikmalaya melalui Cisayong, kami sarankan jangan kembali melalui rute yang sama ketika telah mencapai puncak. Sebaiknya kalian mengambil rute lain yang nantinya akan berakhir di Wanaraja kabupaten Garut. Karena rute ini menyajikan panorama alam lain yang sangat sayang untuk dilewati, yaitu sebuah Kawah Mati dan objek wisata Talaga Bodas. Seperti namanya, Kawah Mati yang berada di ketinggian 1.827 mdpl ini adalah kawah yang sudah tidak aktif lagi dan merupakan sebuah daerah terbuka dengan pasir kering dan beberapa pohon terbakar yang berwarna kemerahan. Tempat ini sangat cocok untuk beristirahat walaupun ditemani bau belerang yang sangat menyengat. Selain itu para reader juga dapat mengambil gambar disini karena kawah ini berada diantara tebing yang tinggi menjulang.
Nah satu lagi,  ini adalah sesuatu yang tak boleh para reader lewatkan. Setelah melakukan pendakian dengan rute yang sangat luar biasa, pastikan kalian untuk memanjakan diri di pemandian air panas Talaga Bodas. Sebuah objek wisata di wilayah kabupaten Garut ini menyediakan kolam khusus bagi kalian untuk berendam diri ditemani pemandangan indah sebuah talaga berwarna putih kebiruan. Disana juga disediakan area camp bagi para reader yang ingin menikmati sunset dan sunrise di pagi hari.
Bagaimana, tertarik untuk mendaki gunung ini? Normalnya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian ini sampai kembali ke peradaban adalah selama 3 hari 2 malam tergantung dari keinginan kita untuk bersantai-santai disana. Seperti 3 pendaki ini (baca: Damayanti, Dwiky, Ganjar. Red-) yang merupakan mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Mereka berangkat menuju Beuti Canar dari Tasikmalaya melalui Cisayong pada 3 Desember 2014 pukul 18.00 dan berakhir di Talaga Bodas pada 6 Desember 2014 pukul 12.00. Mereka telah menghabiskan waktu selama 4 hari 3 malam untuk pendakian gunung ini. Bagi dua orang diantara mereka yang baru pertama kali mendaki Gunung Beuti Canar, ekspedisi yang mereka namai blue sky expedition ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat luar biasa dengan rute yang cukup sulit dan membutuhkan kesabaran ekstra untuk dapat mencapai puncak. Namun tentu saja pengalaman mereka mendaki gunung ini tak akan terlupakan, dan mereka berencana untuk melakukan pendakian kembali di gunung-gunung lain yang tak kalah indah.
Ada sebuah slogan yang cukup terkenal di sebagian para pendaki, yang mengatakan: “Jangan pernah mengaku seorang pendaki sejati, jika belum mencapai puncak Beuti Canar” dan "kami berjalan bukan untuk menaklukan alam, akan tetapi untuk menghayati ke agungan-Nya."
Selamat berpetualang.