Siapa
bilang bermain dengan alam tak menyenangkan? Pada kenyataannya alam menyediakan
sejuta kesenangan tersendiri bagi mereka para pemilik jiwa petualang. Sebuah
proses yang panjang dan menyulitkan akan terbayar dengan sesuatu yang tak ada
duanya. Naik gunung salah satunya. Siapa sangka, gunung yang nampak terlihat
seperti hutan belantara yang mencekam menyimpan sejuta keindahan yang selalu di
nantikan oleh para pendaki sejati. Penasaran? Coba saja sendiri!. Dan kalian
akan tergoda untuk mencoba lagi dan lagi setelahnya.
Bagi
kalian yang mengaku pendaki sejati di wilayah Tasikmalaya, jangan pernah
lewatkan nama gunung yang satu ini dari daftar playlist dakian kalian. Sebuah
gunung yang mungkin tidak begitu populer namun patut untuk dicoba ini,
menyajikan panorama alam yang tak kalah menarik dari gunung-gunung lain yang
pada umumnya sudah tak asing di telinga para reader. Yap, puncak Beuti Canar. Sebuah gunung yang sering
disebut-sebut sebagai puncak dari Gunung Galunggung ini berada di ketinggian
2.240 mdpl dan merupakan sebuah gunung yang kurang terjamah. Mengapa dikatakan
kurang terjamah? Karena gunung ini memang masih terdengar asing di telinga
masyarakat dan hanya beberapa kelompok pencinta alam tertentu saja yang pernah
mendaki gunung tersebut. Sehingga sebagai petunjuk arah, kita hanya dapat
mengandalkan plot-plot yang ditinggalkan oleh para pendaki sebelumnya. Selain
itu, rute yang ditempuh pun masih berupa hutan belantara, dengan sebuah
punggungan yang sempit disertai jurang di kiri-kanan, sehingga jika mendaki
dalam keadaan lelah atau kurang konsentrasi sedikit saja maka kita akan tamat
saat itu juga. Memang, Beuti Canar ini menyajikan sebuah petualangan yang seru
bagi mereka para pencinta petualang.
Selain
rute perjalanan yang sarat akan petualangan, disana kita juga akan disambut
oleh sebuah lembah yang cukup terkenal bagi mereka yang pernah mendaki gunung
ini, yaitu Lembah Aqua. Bagi kalian yang berencana mendaki ke Beuti Canar
jangan sampai melewatkan kesempatan untuk turun secara langsung untuk melihat
lembah ini, sekaligus mengisi persediaan air para reader yang mungkin sudah menipis. Tenang saja, air di lembah ini
sangat jernih. Namun butuh perjuangan keras untuk dapat mencapai Lembah Aqua,
karena trek yang ditempuh tentu tak semudah yang dibayangkan. Kita seolah-olah
menuruni sebuah jurang yang sangat curam dengan pijakan yang cukup licin. Namun
selama para reader berhati-hati tentu
saja sesuatu yang tak diinginkan tak akan terjadi.
Bagi
para reader yang berencana memulai
pendakian dari Tasikmalaya melalui Cisayong, kami sarankan jangan kembali
melalui rute yang sama ketika telah mencapai puncak. Sebaiknya kalian mengambil
rute lain yang nantinya akan berakhir di Wanaraja kabupaten Garut. Karena rute
ini menyajikan panorama alam lain yang sangat sayang untuk dilewati, yaitu
sebuah Kawah Mati dan objek wisata Talaga Bodas. Seperti namanya, Kawah Mati
yang berada di ketinggian 1.827 mdpl ini adalah kawah yang sudah tidak aktif
lagi dan merupakan sebuah daerah terbuka dengan pasir kering dan beberapa pohon
terbakar yang berwarna kemerahan. Tempat ini sangat cocok untuk beristirahat
walaupun ditemani bau belerang yang sangat menyengat. Selain itu para reader juga dapat mengambil gambar
disini karena kawah ini berada diantara tebing yang tinggi menjulang.
Nah
satu lagi, ini adalah sesuatu yang tak
boleh para reader lewatkan. Setelah
melakukan pendakian dengan rute yang sangat luar biasa, pastikan kalian untuk
memanjakan diri di pemandian air panas Talaga Bodas. Sebuah objek wisata di
wilayah kabupaten Garut ini menyediakan kolam khusus bagi kalian untuk berendam
diri ditemani pemandangan indah sebuah talaga berwarna putih kebiruan. Disana
juga disediakan area camp bagi para reader yang ingin menikmati sunset dan sunrise di pagi hari.
Bagaimana,
tertarik untuk mendaki gunung ini? Normalnya, waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan pendakian ini sampai kembali ke peradaban adalah selama 3 hari 2
malam tergantung dari keinginan kita untuk bersantai-santai disana. Seperti 3
pendaki ini (baca: Damayanti, Dwiky, Ganjar. Red-) yang merupakan mahasiswa
Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Mereka berangkat menuju
Beuti Canar dari Tasikmalaya melalui Cisayong pada 3 Desember 2014 pukul 18.00
dan berakhir di Talaga Bodas pada 6 Desember 2014 pukul 12.00. Mereka telah
menghabiskan waktu selama 4 hari 3 malam untuk pendakian gunung ini. Bagi dua
orang diantara mereka yang baru pertama kali mendaki Gunung Beuti Canar,
ekspedisi yang mereka namai blue sky
expedition ini merupakan sebuah pengalaman yang sangat luar biasa dengan
rute yang cukup sulit dan membutuhkan kesabaran ekstra untuk dapat mencapai
puncak. Namun tentu saja pengalaman mereka mendaki gunung ini tak akan
terlupakan, dan mereka berencana untuk melakukan pendakian kembali di
gunung-gunung lain yang tak kalah indah.
Ada
sebuah slogan yang cukup terkenal di sebagian para pendaki, yang mengatakan:
“Jangan pernah mengaku seorang pendaki sejati, jika belum mencapai puncak Beuti
Canar” dan "kami berjalan bukan untuk menaklukan alam, akan tetapi untuk
menghayati ke agungan-Nya."
Selamat
berpetualang.