Ada yang
menarik hari ini. ketika seperti biasanya saya berangkat menuju kampus namun
dengan kondisi saya yang sedikit kurang fit. Pada awalnya saya berniat untuk
tidak masuk hari ini, namun setelah apa yang saya dapatkan di kampus siang
tadi, saya akan mengakui betapa
menyesalnya jika niat awal saya benar-benar saya lakukan. Walaupun perasaan
kesal tak dapat saya hindari ketika mengetahui dosen mata kuliah Sejarah Eropa itu
tak dapat masuk dikarenakan ada kepentingan pribadi yang mungkin tidak dapat di tinggalkan. Namun, sesuatu
yang saya dapatkan hari ini sungguh luar biasa. Walaupun memang sempat membuat
emosi saya sedikit drop.
Seperti biasa,
saya dan rekan-rekan lainnya menghabiskan waktu lebih lama di pendopo
kesayangan kami yaitu HIMAS. Tak seperti hari-hari biasanya, dengan peran saya
sebagai anggota dari departemen kaderisasi, saya dituntut untuk memainkan peran
yang sedikit berbeda dengan kebiasaan saya sebelumnya. Mungkin untuk memasang
image jutek tak terlalu sulit saya lakukan, mengingat saya mewarisi gen sang
ibu yang memang pada dasarnya memiliki wajah yang terkesan jutek. Dan hal
inilah yang kemudian memancing rasa ketidak-sukaan dari adik-adik baru saya. Hari
ini, dengan terkejut saya mendapatkan setumpuk surat yang berisikan ‘unek-unek’
dari semua adik-adik baru saya. Namun disisi lain ada setumpuk kado yang mereka
tujukan juga untuk saya.
Entah apa yang harus saya rasakan mengingat
dua hal yang saya dapatkan hari ini. dilain sisi seluruh kakak tingkat saya
mengucapkan selamat atas keberhasilan saya dalam mendalami peran, yang memang
cukup berat saya lakukan. Mereka menganggap bahwa saya telah berhasil memancing
ketidak-sukaan dan rasa penasaran dari adik-adik baru kami, dan memang hal
itulah yang seharusnya saya lakukan. Namun entah mengapa, ada perasaan tidak
enak ketika mengingat hal itu. karena jujur ada dorongan yang begitu kuat untuk
saling berbagi cerita bersama mereka namun tentu saja hal itu tak dapat saya
lakukan sampai masa bimbingan ini berakhir. Dan mengingat masa ini baru saja
dimulai, saya harus kembali bersabar karena perjalanan ini masih cukup panjang.
Saya berharap semoga adik-adik saya sanggup bertahan hingga akhir menghadapi
sosok saya yang mungkin menurut mereka begitu menyebalkan.
Disamping
setumpuk surat berisi ‘unek-unek’ yang mereka berikan kepada saya, saya pun
mendapatkan setumpuk kado dari mereka. Saya memang tak pernah tahu apa arti
dari kado yang mereka berikan, mengingat sayalah yang mendapatkan kado paling
banyak daripada yang lain. entah itu merupakan tanda ketidak-sukaan mereka,
atau justru sebaliknya. Namun, saya sangat berterimakasih karena kenyataannya
mereka tidak benar-benar membenci saya (semoga saja), karena unek-unek yang
mereka sampaikan sebagian besar mengharapkan saya untuk tersenyum kepada
mereka, dan sayangnya harapan mereka akan terkabul di akhir masa bimbingan ini L.
Sebelumnya
saya tak pernah membayangkan akan seperti ini jadinya. memang salah satu kakak
tingkat saya yang sebelumnya menjabat di departemen yang sama, pernah berkata
kepada saya, “sok percaya. jeung siap-siap dipikageleuh we”, dan hal itu
akhirnya benar-benar terjadi kepada saya. Saya kini mengerti seperti apa yang
mereka rasakan sebelumnya ketika berada di posisi yang sama. dan selanjutnya
saya hanya harus bertahan sampai akhir mempertahankan karakter yang telah saya
bangun saat ini. saya sangat berterimakasih kepada adik-adik tercinta yang
secara tidak langsung memberikan tekad baru walaupun saya sedikit menyesal
tidak dapat mengabulkan keinginan mereka dalam waktu dekat ini. saya hanya
berharap mereka akan sedikit mengerti dengan peran saya saat ini dan tetap
memberikan dukungan dengan rasa pengertian dari mereka J. Satu hal yang saya harap dapat mereka yakini,
bahwa saya tak pernah sekalipun membenci mereka :* .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar