Di bulan ini, tepatnya pada tanggal 4 September
2014 kami seluruh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi
Tasikmalaya, menyambut dengan suka cita atas kelahiran adik-adik baru kami di
kampus perjuangan ini. dengan antusias kami seluruh panitia yang kini dikenal
dengan OMBUS (Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi) menyiapkan
seluruh keperluan yang akan kami perlukan selama dalam kegiatan. Ada yang
berbeda dengan kegiatan ospek tahun ini, bukan hanya dari segi namanya saja
yang telah berubah menjadi OMBUS—karena sebelumnya kami menyebutnya dengan
P2SPT (Program Pengenalan Studi Perguruan Tinggi)—tapi sistem dan peraturan
didalamnya pun sedikit berbeda.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya telah
resmi menjadi sebuah universitas negri pada tanggal 2 April 2014, sehingga
mahasiswa baru angkatan ini menjadi angkatan pertama yang berstatus negri dalam
kegiatan OMBUS. Bukan hanya para mahasiswa baru saja yang menjadi angkatan
pertama, para pengurus organisasi pun khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan juga menjadi angkatan pertama untuk menjalankan satu periode
kepengurusannya setelah UNSIL berstatus negri. tentu saja saat ini kami berada
dimasa transisi dimana begitu banyak isu-isu yang berkembang dan belum dapat
dipastikan kebenarannya. Imbasnya, kegiatan OMBUS tahun ini pun cukup memiliki
banyak kendala.
Jika di tahun-tahun sebelumnya, ketika
UNSIL masih berstatus swasta dan kegiatan ospek dikenal dengan P2SPT, kegiatan
orientasi dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yakni kegiatan ospek universitas,
ospek Fakultas dan terakhir kegiatan ospek Jurusan. Namun ada yang berbeda pada
tahun ini. sebelum kegiatan OMBUS ini berlangsung, banyak isu yang mengatakan
bahwasannya untuk kegiatan OMBUS tahun ini tidak akan melibatkan jurusan namun
hanya sampai di fakultas saja. Hal ini tentu saja mengundang rasa bingung bagi
kami para pengurus HMPS, yang nantinya akan bertanggung jawab untuk kegiatan
ospek jurusan, mengingat isu yang berkembang masih simpang siur dan belum pasti
kebenarannya. Namun setelah mengikuti rapat koordinasi bersama Lembaga dan
pengurus DEM, akhirnya kami sedikit menemukan titik terang. Kegiatan ospek
jurusan tidak sepenuhnya di tiadakan. Namun menjadi bagian dari kegiatan ospek
fakultas.
Merasa semua mulai terasa jelas, kami
para pengurus HMPS khusunya pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah
mulai menyusun panitia OMBUS dan merencanakan segala kebutuhan yang kami
perlukan untuk mensukseskan kegiatan ini. terdapat 7 seksi dalam kepanitiaan
kami, terdiri dari seksi Acara, Dedoklog, Konsumsi, P3k, Humas, Keamanan dan
Kedisiplinan. Saya sendiri di percayai berada di seksi kedisiplinan bersama 3
rekan lainnya. Ada sedikit benang takdir (mungkin jika dikatakan seperti itu)
dengan posisi saya saat ini di kepengurusan HIMAS maupun didalam kepanitiaan
OMBUS. Satu tahun sebelumnya, ketika saya mengikuti kegiatan Ospek dari awal
hingga akhir, salah satu kakak tingkat saya dari jurusan pendidikan sejarah
yang menjabat sebagai anggota dari Departemen Kaderisasi di kepengurusan HIMAS,
memberikan sebuah ban bertuliskan Kedisiplinan di akhir penutupan kegiatan
ospek. Entah ini takdir atau hanya kebetulan, satu tahun berikutnya saya di
percayai menjadi anggota dari Seksi Kedisiplinan dan Departemen Kaderisasi,
sama seperti kakak tingkat saya yang sebelumnya memberikan sebuah ban
kedisiplinan dengan ucapannya yang tak pernah saya lupakan, “urang mere ieu
sebagai bukti kanyaah ti lanceuk”.
Satu hal yang paling mencolok dari
kegiatan OMBUS fakultas tahun ini adalah dengan adanya pembatasan dari setiap
persyaratan yang kami ajukan kepada lembaga. Jika tahun lalu, saya masih
melihat banyak fakultas maupun jurusan lain yang masih memperbolehkan adanya
atribut tambahan untuk dikenakan oleh maba, namun tahun ini hampir seluruhnya
dihapuskan khusunya di fakultas saya yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Tahun ini, kami tidak diperbolehkan untuk memberikan persyaratan
yang mungkin sedikit berlebihan, dikarenakan status Universitas Siliwangi sudah
menjadi negri dan kami berkaca kepada universitas-universitas negri lain yang
sudah berstatus negri lebih dulu.
Tidak hanya sampai disitu. Disamping
persiapan untuk menyambut mahasiswa baru di jurusan sudah hampir sempurna,
kendala lain ternyata masih menanti kami. H-2 sebelum mahasiswa baru akan
diserahkan kepada fakultas, terdapat sedikit kendala yang hampir saja
mengharuskan kami membubarkan panitia OMBUS di setiap HMPS. Untungnya, kendala
tersebut dapat diatasi secepatnya dan mahasiswa baru akhirnya resmi diserahkan
kepada fakultas pada tanggal 4 september 2014 pukul 07.00 WIB.
Menunggu tugas selanjutnya diserahkan
kepada kami para panitia ombus HIMAS, akhirnya pada pukul 13.30 WIB kami
seluruh panitia berjalan beriringan untuk menjemput adik-adik baru kami menuju Gedung
Mandala UNSIL. Saya sedikit gugup ketika menunggu giliran, dan ketika salah
satu panitia seksi acara di fakultas menyebutkan nama jurusan kami, saya dan 3
rekan lainnya mulai memasuki Gedung Mandala. Dan terkejutlah saya pada saat
itu. jujur saja, memang saya belum mengetahui pasti berapa jumlah mahasiswa
baru yang masuk ke jurusan Pendidikan Sejarah, dikarenakan ada perbedaan
informasi dari Lembaga Universitas maupun dari Lembaga Fakultas. Namun semua
terjawab ketika saya memasuki Gedung Mandala dan melihat begitu banyak
mahasiswa baru Pendidikan Sejarah. Alhamdulillah, ada peningkatan dari tahun
sebelumnya yang kini berjumlah 81 orang. Ada perasaan senang sekaligus gelisah
jika mengingat kenyataan ini. senang karena begitu banyak kader-kader yang akan
melanjutkan perjalanan kami untuk membawa HIMAS menjadi lebih baik lagi namun
juga gelisah dengan tanggung jawab saya yang begitu besar untuk mengarahkan dan
mengajak adik-adik saya seperti yang kakak tingkat saya lakukan sebelumnya
kepada kami.
Setelah memberikan sebuah ‘kejutan’
istimewa kepada adik-adik baru, kemudian kami membawa mereka menuju ruangan
kelas yang telah kami persiapkan sebelumnya. Ada begitu banyak ekspresi yang
saya saksikan dari mereka. Hal ini mengundang kenangan satu tahun sebelumnya
dalam ingatan saya, dimana tahun lalu saya berada di posisi mereka dan begitu
terkejut dengan ‘kejutan’ istimewa yang kakak-kakak tingkat saya berikan. Namun
hal itu saya yakini sebagai langkah awal untuk benar-benar di akui sebagai
mahasiswa Pendidikan Sejarah dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Dan saya
berharap hal itulah yang akan adik-adik baru saya yakini sehingga mereka dapat
bertahan dari awal hingga akhir.
Cukup banyak agenda kegiatan yang
setiap tahunnya wajib mahasiswa baru ikuti dan ketahui. Mulai dari perkenalan
panitia OMBUS, perkenalan pengurus HIMAS baik demisioner maupun yang tengah
menjabat, perkenalan lingkungan, perkenalan prodi dan masih banyak lagi.
Walaupun dengan suasana yang sedikit berbeda dan waktu yang tak begitu banyak,
alhamdulillah kegiatan OMBUS di jurusan Pendidikan Sejarah dapat berjalan
dengan lancar setelah melewati beberapa kendala.
Dengan waktu yang begitu singkat—karena
kami hanya diberikan kesempatan 7 jam dari fakultas untuk memperkenalkan semua
hal yang ada di jurusan kami (hari pertama: 14.00-17.00 ,dan hari kedua pukul
07.00-11.00)—keesokan harinya tepatnya tanggal 5 september 2014 pukul 11.00 WIB
kami kembali mengantarkan adik-adik kami menuju Gedung Mandala dengan perasaan
suka cita. Dapat saya lihat raut kebahagiaan dari mereka walaupun di awali
dengan ketegangan pada saat penjemputan dan selama kegiatan ombus berlangsung.
Konsep kerja kepengurusan kami adalah
kekeluargaan dan kebersamaan. Dan hal itulah yang coba kami tanamkan kepada
mereka selama kegiatan OMBUS jurusan berlangsung. Kami tak pernah tahu apakah
hal itu akan berhasil hingga akhir, karena kegiatan ombus ini merupakan titik
awal dari ‘tradisi’ kami. Kami hanya berharap—khususnya saya sendiri, semoga
apa yang akan kami lakukan selanjutnya bermanfaat dan akan melahirkan
kader-kader yang berkualitas serta bertanggung jawab untuk kepengurusan HIMAS
selanjutnya.
Saya mengucapkan terimakasih kepada
salah satu kakak tingkat saya yang telah memberikan sarannya, mengingat saya
pun bukanlah manusia yang sempurna dan masih membutuhkan bimbingan dari yang
lebih mengetahui. dia berkata di malam hari disalah satu kesempatan, “jika
terlalu berat untuk dikatakan mendidik, maka jadikan tanggung jawab ini sebagai
sarana untuk ‘belajar’ bersama-sama”
Terakhir saya ucapkan, “selamat datang
adik-adikku di keluarga baru kalian, di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Universitas Siliwangi :)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar