Kamis, 11 September 2014

OMBUS 2014


Di bulan ini, tepatnya pada tanggal 4 September 2014 kami seluruh Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi Tasikmalaya, menyambut dengan suka cita atas kelahiran adik-adik baru kami di kampus perjuangan ini. dengan antusias kami seluruh panitia yang kini dikenal dengan OMBUS (Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi) menyiapkan seluruh keperluan yang akan kami perlukan selama dalam kegiatan. Ada yang berbeda dengan kegiatan ospek tahun ini, bukan hanya dari segi namanya saja yang telah berubah menjadi OMBUS—karena sebelumnya kami menyebutnya dengan P2SPT (Program Pengenalan Studi Perguruan Tinggi)—tapi sistem dan peraturan didalamnya pun sedikit berbeda.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya telah resmi menjadi sebuah universitas negri pada tanggal 2 April 2014, sehingga mahasiswa baru angkatan ini menjadi angkatan pertama yang berstatus negri dalam kegiatan OMBUS. Bukan hanya para mahasiswa baru saja yang menjadi angkatan pertama, para pengurus organisasi pun khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan juga menjadi angkatan pertama untuk menjalankan satu periode kepengurusannya setelah UNSIL berstatus negri. tentu saja saat ini kami berada dimasa transisi dimana begitu banyak isu-isu yang berkembang dan belum dapat dipastikan kebenarannya. Imbasnya, kegiatan OMBUS tahun ini pun cukup memiliki banyak kendala.
Jika di tahun-tahun sebelumnya, ketika UNSIL masih berstatus swasta dan kegiatan ospek dikenal dengan P2SPT, kegiatan orientasi dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yakni kegiatan ospek universitas, ospek Fakultas dan terakhir kegiatan ospek Jurusan. Namun ada yang berbeda pada tahun ini. sebelum kegiatan OMBUS ini berlangsung, banyak isu yang mengatakan bahwasannya untuk kegiatan OMBUS tahun ini tidak akan melibatkan jurusan namun hanya sampai di fakultas saja. Hal ini tentu saja mengundang rasa bingung bagi kami para pengurus HMPS, yang nantinya akan bertanggung jawab untuk kegiatan ospek jurusan, mengingat isu yang berkembang masih simpang siur dan belum pasti kebenarannya. Namun setelah mengikuti rapat koordinasi bersama Lembaga dan pengurus DEM, akhirnya kami sedikit menemukan titik terang. Kegiatan ospek jurusan tidak sepenuhnya di tiadakan. Namun menjadi bagian dari kegiatan ospek fakultas.
Merasa semua mulai terasa jelas, kami para pengurus HMPS khusunya pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah mulai menyusun panitia OMBUS dan merencanakan segala kebutuhan yang kami perlukan untuk mensukseskan kegiatan ini. terdapat 7 seksi dalam kepanitiaan kami, terdiri dari seksi Acara, Dedoklog, Konsumsi, P3k, Humas, Keamanan dan Kedisiplinan. Saya sendiri di percayai berada di seksi kedisiplinan bersama 3 rekan lainnya. Ada sedikit benang takdir (mungkin jika dikatakan seperti itu) dengan posisi saya saat ini di kepengurusan HIMAS maupun didalam kepanitiaan OMBUS. Satu tahun sebelumnya, ketika saya mengikuti kegiatan Ospek dari awal hingga akhir, salah satu kakak tingkat saya dari jurusan pendidikan sejarah yang menjabat sebagai anggota dari Departemen Kaderisasi di kepengurusan HIMAS, memberikan sebuah ban bertuliskan Kedisiplinan di akhir penutupan kegiatan ospek. Entah ini takdir atau hanya kebetulan, satu tahun berikutnya saya di percayai menjadi anggota dari Seksi Kedisiplinan dan Departemen Kaderisasi, sama seperti kakak tingkat saya yang sebelumnya memberikan sebuah ban kedisiplinan dengan ucapannya yang tak pernah saya lupakan, “urang mere ieu sebagai bukti kanyaah ti lanceuk”.
Satu hal yang paling mencolok dari kegiatan OMBUS fakultas tahun ini adalah dengan adanya pembatasan dari setiap persyaratan yang kami ajukan kepada lembaga. Jika tahun lalu, saya masih melihat banyak fakultas maupun jurusan lain yang masih memperbolehkan adanya atribut tambahan untuk dikenakan oleh maba, namun tahun ini hampir seluruhnya dihapuskan khusunya di fakultas saya yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tahun ini, kami tidak diperbolehkan untuk memberikan persyaratan yang mungkin sedikit berlebihan, dikarenakan status Universitas Siliwangi sudah menjadi negri dan kami berkaca kepada universitas-universitas negri lain yang sudah berstatus negri lebih dulu.
Tidak hanya sampai disitu. Disamping persiapan untuk menyambut mahasiswa baru di jurusan sudah hampir sempurna, kendala lain ternyata masih menanti kami. H-2 sebelum mahasiswa baru akan diserahkan kepada fakultas, terdapat sedikit kendala yang hampir saja mengharuskan kami membubarkan panitia OMBUS di setiap HMPS. Untungnya, kendala tersebut dapat diatasi secepatnya dan mahasiswa baru akhirnya resmi diserahkan kepada fakultas pada tanggal 4 september 2014 pukul 07.00 WIB.
Menunggu tugas selanjutnya diserahkan kepada kami para panitia ombus HIMAS, akhirnya pada pukul 13.30 WIB kami seluruh panitia berjalan beriringan untuk menjemput adik-adik baru kami menuju Gedung Mandala UNSIL. Saya sedikit gugup ketika menunggu giliran, dan ketika salah satu panitia seksi acara di fakultas menyebutkan nama jurusan kami, saya dan 3 rekan lainnya mulai memasuki Gedung Mandala. Dan terkejutlah saya pada saat itu. jujur saja, memang saya belum mengetahui pasti berapa jumlah mahasiswa baru yang masuk ke jurusan Pendidikan Sejarah, dikarenakan ada perbedaan informasi dari Lembaga Universitas maupun dari Lembaga Fakultas. Namun semua terjawab ketika saya memasuki Gedung Mandala dan melihat begitu banyak mahasiswa baru Pendidikan Sejarah. Alhamdulillah, ada peningkatan dari tahun sebelumnya yang kini berjumlah 81 orang. Ada perasaan senang sekaligus gelisah jika mengingat kenyataan ini. senang karena begitu banyak kader-kader yang akan melanjutkan perjalanan kami untuk membawa HIMAS menjadi lebih baik lagi namun juga gelisah dengan tanggung jawab saya yang begitu besar untuk mengarahkan dan mengajak adik-adik saya seperti yang kakak tingkat saya lakukan sebelumnya kepada kami.
Setelah memberikan sebuah ‘kejutan’ istimewa kepada adik-adik baru, kemudian kami membawa mereka menuju ruangan kelas yang telah kami persiapkan sebelumnya. Ada begitu banyak ekspresi yang saya saksikan dari mereka. Hal ini mengundang kenangan satu tahun sebelumnya dalam ingatan saya, dimana tahun lalu saya berada di posisi mereka dan begitu terkejut dengan ‘kejutan’ istimewa yang kakak-kakak tingkat saya berikan. Namun hal itu saya yakini sebagai langkah awal untuk benar-benar di akui sebagai mahasiswa Pendidikan Sejarah dan menjadi bagian dari keluarga mereka. Dan saya berharap hal itulah yang akan adik-adik baru saya yakini sehingga mereka dapat bertahan dari awal hingga akhir.
Cukup banyak agenda kegiatan yang setiap tahunnya wajib mahasiswa baru ikuti dan ketahui. Mulai dari perkenalan panitia OMBUS, perkenalan pengurus HIMAS baik demisioner maupun yang tengah menjabat, perkenalan lingkungan, perkenalan prodi dan masih banyak lagi. Walaupun dengan suasana yang sedikit berbeda dan waktu yang tak begitu banyak, alhamdulillah kegiatan OMBUS di jurusan Pendidikan Sejarah dapat berjalan dengan lancar setelah melewati beberapa kendala.
Dengan waktu yang begitu singkat—karena kami hanya diberikan kesempatan 7 jam dari fakultas untuk memperkenalkan semua hal yang ada di jurusan kami (hari pertama: 14.00-17.00 ,dan hari kedua pukul 07.00-11.00)—keesokan harinya tepatnya tanggal 5 september 2014 pukul 11.00 WIB kami kembali mengantarkan adik-adik kami menuju Gedung Mandala dengan perasaan suka cita. Dapat saya lihat raut kebahagiaan dari mereka walaupun di awali dengan ketegangan pada saat penjemputan dan selama kegiatan ombus berlangsung.
Konsep kerja kepengurusan kami adalah kekeluargaan dan kebersamaan. Dan hal itulah yang coba kami tanamkan kepada mereka selama kegiatan OMBUS jurusan berlangsung. Kami tak pernah tahu apakah hal itu akan berhasil hingga akhir, karena kegiatan ombus ini merupakan titik awal dari ‘tradisi’ kami. Kami hanya berharap—khususnya saya sendiri, semoga apa yang akan kami lakukan selanjutnya bermanfaat dan akan melahirkan kader-kader yang berkualitas serta bertanggung jawab untuk kepengurusan HIMAS selanjutnya.
Saya mengucapkan terimakasih kepada salah satu kakak tingkat saya yang telah memberikan sarannya, mengingat saya pun bukanlah manusia yang sempurna dan masih membutuhkan bimbingan dari yang lebih mengetahui. dia berkata di malam hari disalah satu kesempatan, “jika terlalu berat untuk dikatakan mendidik, maka jadikan tanggung jawab ini sebagai sarana untuk ‘belajar’ bersama-sama”
Terakhir saya ucapkan, “selamat datang adik-adikku di keluarga baru kalian, di Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar